Lolos SKD CPNS Lalu Apa??

Setelah sebelumnya aku menulis tentang SKD CPNS, kali ini aku akan melanjutkan cerita tentang SKB dan bagaimana perjalanan dari CPNS menuju PNS dengan jabatan fungsional khusus. Prosesnya tidak singkat, 2 tahun. 😌

CPNS Kementan 2017 dari alumni UGM

Sedikit cerita setelah lolos nilai ambang batas SKD, beberapa hari kemudian diumumkan peserta yang benar-benar lolos untuk mengikuti SKB. Jumlah peserta SKB adalah kuota asli penerimaan dikalikan 3. Tahun 2017 BBUSKP membuka kuota 4 orang untuk jabatan Medik Veteriner, sehingga peserta yang berhak mengikuti SKB adalah 4x3=12 orang dari ranking teratas nasional. Beruntung aku masuk dalam 12 orang tersebut. Aku mengikuti tes SKB di kota istimewa idaman semua orang, dimana lagi kalau bukan Yogyakarta. Jadi untuk proses SKB panitia hanya menyelenggarakan di beberapa kota besar saja karena jumlah peserta tentunya tidak sebanyak SKD. Alhamdulillah, meski nilai SKBku rata-rata saja, aku masih lolos di ranking 3 dari bantuan nilai SKD (SKD:SKB = 40%:60%). Peserta yang diumumkan lolos diminta menghadiri pemberkasan di bulan Desember 2017.

Persiapan pemberkasan cukup rumit, karena banyak berkas yang harus dilengkapi seperti copy legalisir dari SD sampai kuliah, SKCK dari Polres, berbagai ukuran foto, dan sebagainya. Meskipun belum ada pengumuman final sampai bulan November 2017, aku mencicil mengumpulkan berkas-berkas tersebut. Mau tidak mau aku bolak balik dari Semarang-Salatiga-Jombang-Jogja. Semarang, karena di kota itulah aku masih bekerja. Salatiga, karena aku manamatkan SD-SMA disana. Jombang, karena semua arsip ijazah ada di rumah orang tua dan aku pun harus mengurus SKCK disana. Jogja, karena kampusku disana. Desember 2017, di saat harga tiket melambung karena holiday season, aku dan teman-teman terbang ke Jakarta untuk pemberkasan. Tabungan pun terkuras untuk ongkos bolak balik, tapi tak apa, semua itu terbukti worth untuk dijalani.

Setelah menanti kurang lebih selama sebulan, akhirnya ada panggilan untuk mengikuti pembekalan di Kementan pada akhir Januari 2018. Kami semua, CPNS Kementan 2017, dikumpulkan di ruang auditorium Kementerian Pertanian untuk kemudian diberangkatkan ke sebuah resort di Mega Mendung, Bogor. Di resort tersebut sebanyak 436 orang CPNS diberi pembekalan awal bagaimana menjadi seorang PNS yang merupakan pelayan masyarakat. Selama 3 hari kami diberikan pengarahan, outbond, kegiatan kerjasama, juga sambutan yang luar biasa dari berbagai pihak karena kamilah angkatan pertama dengan sistem SKB.

Ada dua pengalaman menurutku yang paling berkesan selama pembekalan. Pertama saat pelatihan dengan TNI suatu siang, dimana saat itu hujan  gerimis seperti selayaknya Kota Bogor sebagai kota hujan. Peserta dikumpulkan di lapangan basket sambil mengenakan mantel hujan plastik warna warni. Ketika jadwal makan siang kami diminta tetap berbaris dan ketua tiap kelompok akan mengambilkan kotak-kotak makan siang. Kami diminta makan siang di tempat kami berdiri saat itu juga, iya, saat hujan gerimis. Menu nasi kotak saat itu enak, aku lupa detail isinya. Kami ber-436 makan sambil meringis terkena gerimis, berburu dengan waktu juga agar makanan kami tak kebasahan atau bahkan kebanjiran sebelum dimakan. Mungkin terdengar kejam, tapi kami senang dengan pengalaman tak terlupakan itu. Pengalaman yang mengajarkan kami untuk bersyukur tetap bisa makan walau apapun keadaannya. Tentunya ibu hamil dan peserta yang sakit dikecualikan dari makan di bawah hujan tersebut 😄.

Pengalaman kedua adalah momen penutupan. Momen ini lebih mirip ritual, entah turun menurun atau tidak. Tiap kelompok diberi sebuah lilin kecil yang harus dijaga nyala apinya sepanjang perjalanan menuju sebuah kolam renang dimana ada obor yang akan dinyalakan dengan lilin tersebut. Di sepanjang perjalanan ada banyak rintangan berupa lemparan air dari panitia. Strategi umum untuk melewatinya adalah lilin dipegang oleh satu orang paling mungil dalam kelompok, kemudian dikelilingi oleh anggota lain yang akan melindungi lilin apapun yang terjadi. Apabila lilin padam, maka kelompok harus kembali ke titik start. Basah kuyup? Jelas. Senang? Iya. Setelah jatuh bangun berkali-kali, akhirnya semua kelompok berhasil membawa lilin ke kolam renang dan menyalakan obor utama. Penutupan diiringi pembacaan puisi yang peserta dengarkan dengan hikmat di dalam kolam renang. Oh ya, sebelum basah-basahan tak lupa kami berfoto dan membuat video bersama untuk kenang-kenangan.
Panitia dari Outbond Training membagikan video kami waktu itu di channel youtube

                             
Sore di hari terakhir semua peserta yang sudah berkemas dikumpulkan kembali dalam aula dan duduk sesuai penempatan Eselon 1. Satu per satu peserta dijemput panitia tiap eselon. Ada yang dipulangkan, ada yang diistirahatkan, ada pula yang langsung mengikuti pembekalan eselon seperti aku di Badan Karantina Pertanian (Barantan). Dua bus menjemput CPNS Barantan dan langsung bertolak ke Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) di Bekasi. Pembekalan lain menanti kami, yaitu Langaskara (Pengenalan Tugas Karantina Pertanian).

Langaskara adalah kegiatan wajib bagi semua orang CPNS maupun PNS yang akan bergabung di Barantan. Umumnya kegiatan dilaksanakan selama 1 minggu di BUTTMKP dan Rindam Jaya. Ha, kenapa di Rindam segala? Iya, kegiatan Langaskara ini bertujuan untuk melatih fisik dan mental calon karantinawan dan karantinawati. Kami nantinya bekerja siang dan malam, di pelabuhan, bandara, dan titik-titik perbatasan seluruh Indonesia untuk menjaga keamanan produk pertanian, hewan dan tumbuhan dari HPHK (Hama Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina). Beruntungnya, kami CPNS Barantan 2017 tidak perlu ke Rindam Jaya, tetapi bapak-bapak TNI hadir langsung di BUTTMKP.

Tiga hari pertama Langaskara berupa materi dalam kelas. Kami diajarkan tentang apa itu karantina, sejarah, tugas pokok, undang-undang dan peraturan pemerintah yang menaungi, dan lain sebagainya. Kami juga diajarkan lagu Mars dan Hymne Karantina. Kegiatan selanjutnya adalah Dinamika Korsa. Panitia tidak lagi mengurusi kami-kami para CPNS, tapi digantikan oleh tim senior yang dinamakan tim Dinamika Korsa. Anggota tim pria dipanggil raka, sedangkan yang wanita dipanggil rakanita. Kami diajarkan kedisiplinan dan sikap karantina, juga materi serupa outbond. Terakhir adalah materi serta kegiatan PBB (Peraturan Baris Berbaris) dari TNI. Setelah selesai kami diberikan sertifikat langaskara dan dikirim langsung ke lokasi penempatan masing-masing. Sementara mayoritas teman-teman lain sibuk check in pesawat untuk menuju pulau-pulau lain, aku dan 6 teman lainnya cukup memesan gocar ke kantor penempatan kami, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) di Rawamangun Jakarta Timur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nonograms Tutorial, Game yang (Katanya) Sulit

Cerita Unik Penuh Hikmah di Webtoon ‘Tales Of The Unusual’ -part 1-

Cerita Unik Penuh Hikmah di Webtoon 'Tales Of The Unusual' -part 3.end-