Berburu Hunian di Jakarta as Millennials (part 2)

Pembelian rumah di Bintara gagal dan uang 5 juta melayang. Kejadiannya berlangsung sekitar bulan November 2018. Kronologinya sebagai berikut:

Sabtu
Aku dan suami survei lokasi. Ada dua pilihan rumah waktu itu dengan luas 44 meter persegi 2 lantai namun tanah miring dan pinggir sungai vs rumah 56 meter persegi 1 lantai. Kami berbincang-bincang dengan developer tentang cara pembelian sebelum pulang.

Minggu
Kami memutuskan membeli rumah yang luasnya 56 meter persegi. Orang tua sempat agak ragu karena merasa luas rumah 56 itu tidak cocok untuk pasangan insinyur dan dokter hewan😓 Developer tiba-tiba mengirim pesan whatsapp berupa foto sebuah mobil. Dia memberi keterangan bahwa hari itu ada banyak orang survei dan sepertinya pemilik mobil tersebut tertarik membeli rumah 56. Developer ini sengaja bikin panas 😒

Senin
Aku mentransfer uang deposit 5 juta rupiah dan berniat mengambil kuitansinya saat weekend. Seingatku pihak developer tidak bisa mengirimkan kuitansi tersebut karena terkendala jarak. Aku pun mulai bergerilya mencari sendiri rekanan bank untuk pembayaran rumah karena developer kan maunya cash. Pihak developer memberi waktu sampai akhir bulan untuk membayar setengah harga rumah.

Singkatnya aku tidak bisa menemukan bank yang tepat dan uangku tidak cukup untuk melunasi pembayaran sebanyak itu dalam waktu 1 bulan. Developer memutuskan hubungan dan saat aku tagih uang deposit, berharap setidaknya ada yang kembali walau tidak 100%, ternyata tidak bisa. Kuitansi tidak kami pegang dan tidak ada perjanjian apapun yang bisa membuktikan kami berhak atas uang itu. Maka, di titik itulah kami belajar dari kesalahan. Beberapa bulan sesudahnya, kami mengenal developer lain dengan manajemen yang lebih jelas serta ada SOP pengembalian deposit sebanyak 90% bila dibatalkan.

 
Rumah yang gagal kami beli di daerah Bintara
sumber: dok pribadi

Memutuskan move on dari rumah di Bintara aku dan suami kembali mencari rumah lagi. Tidak lama kami pun menemukan calon rumah di daerah Lubang Buaya atau belakang TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Rumah yang dijual masih berupa kavling dengan ukuran 4 x 13 meter. Harga yang ditawarkan 500an juta. Penjual menginginkan pembayaran cash keras namun sanggup membantu untuk pengurusan KPR di perbankan. Lokasi cukup strategis karena tepat di pinggir jalan, dekat dengan tol dan rumah sakit. Ada sekitar 6 kavling namun tinggal satu di pojok yang belum terjual. Sayangnya kavling terakhir ini berada dekat dengan tikungan langsung. Aku berpikir akan berbahaya bagi anak-anak jika bermain di jalan. Lebar yang hanya 4 meter pun menjadi pertimbangan tersendiri. Orang tua sedikit ragu dan kurang ridho. Setelah survei kedua barulah kami tau ada makam kecil tepat di belakang kavling tersebut. Akhirnya kami batal beli lagi 😔


Kavling potensial di daerah belakang TMII
sumber: dok pribadi


Sebenarnya di daerah Lubang Buaya ada beberapa rumah di perkampungan yang dijual dengan harga murah. Rumah minimalis 1 lantai dengan pondasi cakar ayam. Sayangnya jalan untuk akses mobil terbatas dan tidak mungkin punya carport. Meski banyak parkiran bersama di sekitar, rasanya investasi di sana kurang menguntungan mengingat jarak ke kantor pun jauh.

Bulan Maret dan April 2019 aku memutuskan beristirahat dari pencarian rumah karena ada kegiatan Diklat (Pendidikan dan Latihan) di Bekasi. Aku hanya survei sekedarnya melalui internet. Terpikir untuk membeli rumah di daerah Kota Bekasi yang bersebelahan dengan Jakarta Timur, namun pengalaman di tempat diklat perkara bau sampah TPA Bantar Gebang di musim hujan mengurungkan niatan itu. Sampai akhirnya suami menemukan iklan kavling menarik dari Instagram. Setelah diklat selesai, saat itu menjelang Idul Fitri 2019, aku mencoba menghubungi salesman kavling tersebut, sebut saja Pak Ari. Pak Ari menawarkan pilihan kavling seluas 72 meter persegi dengan harga 4,2 juta per meter. Kavling yang ditawarkan merupakan pengembangan tahap III dimana total ada 73 unit kavling. Berhubung saat itu sedang mudik lebaran ke Jawa Tengah, maka aku membuat janji survei setelah Idul Fitri.


bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nonograms Tutorial, Game yang (Katanya) Sulit

Cerita Unik Penuh Hikmah di Webtoon ‘Tales Of The Unusual’ -part 1-

Cerita Unik Penuh Hikmah di Webtoon 'Tales Of The Unusual' -part 3.end-